Masih
ingat perjalanan bangsa Israel yang dituntun oleh Allah keluar dari Mesir
menuju tanah perjanjian? Cerita itulah yang diangkat oleh William Williams,
pengajar dari Methodist dari Welsh dengan menuliskannya dalam bentuk syair lagu
yang indah.
Kata-kata
yang digunakan William dengan amat jelas menggambarkan kepolosan keinginan
bangsa Israel kuno meminta pimpinan Allah dengan mengumandangkan keagungan Sang
Pembebas itu sendiri. Sejarah tersebut kemudian mengingatkan kita kembali
melalui gambaran perjalanan Israel melalui gurun tandus ke tanah perjanjian
menjadi perjalanan jiwa rohani didalam dunia.
Guide me, O thou great Redeemer,
pilgrim through this barren land;
I am weak, but thou art mighty;
hold me with thy powerful hand;
Bread of heaven, feed me now and evermore.
Open now the crystal fountain,
whence the healing stream doth flow;
let the fiery cloudy pillar
lead me all my journey through;
strong Deliverer, be thou still my Strength and Shield.
When I tread the verge of Jordan,
bid my anxious fears subside;
Death of death, and hell's destruction,
Land me safe on Canaan's side;
songs of praises, I will ever give to thee.
pilgrim through this barren land;
I am weak, but thou art mighty;
hold me with thy powerful hand;
Bread of heaven, feed me now and evermore.
Open now the crystal fountain,
whence the healing stream doth flow;
let the fiery cloudy pillar
lead me all my journey through;
strong Deliverer, be thou still my Strength and Shield.
When I tread the verge of Jordan,
bid my anxious fears subside;
Death of death, and hell's destruction,
Land me safe on Canaan's side;
songs of praises, I will ever give to thee.
Sebagaimana orang Israel adalah peziarah di tanah tandus demikian juga
kita yang adalah “orang asing” di bumi. Orang asing karena kita berasal dari
surga – anak anak surgawi. Kita menyadari kelemahan kita sebagai ciptaan dan di
sisi lain kita juga mengakui kekuatan Allah yang luar biasa. Sehingga, kita
memohon genggaman tanganNya beserta kita (ayat 1).
Pada ayat 2, terdapat mata air kristal yang mengalirkan aliran yang
menyembuhkan. Ungkapan ini seakan mengingatkan kita kepada Allah yang merupakan
sumber air kehidupan. Ayat ini juga mungkin dijadikan penyair menggambarkan pertemuan
Yesus dengan perempuan Samaria di sumur Yakub dimana Yesus mengatakan bahwa
Dialah air sumber kehidupan tersebut. Terdapat juga tiang api yang menerangi
dan “mengarahkan” perjalanan peziarah tersebut. Hal ini mungkin menggambarkan
tiang api yang Allah berikan secara ajaib disepanjang perjalanan orang Israel
tersebut. Mengagumkan!
Ayat ketiga, banyak dinyanyikan sebagai
puncak dari lagu ini (walaupun terkadang ada juga penyanyi yang menyanyikan 1
ayat lagi sebagai puncak). Charlotte Church menyanyikan ayat ketiga ini dengan
amat megah. Mengambil posisi suara descant dan dengan lantang menyuarakan
puncak nyanyian atas pimpinan Allah. Saat kaki ditapakkan di tepi sungai
Yordan, ketakutan menjadi surut. Kengerian atas kematian bahkan penghancuran
(roh?) di neraka pun menjadi sirna.
Lagu
ini dibawakan oleh Charlotte Church (soprano klasik) dengan begitu megah.
Berikut video tautannya.
songs of praises, I will ever give to thee!
No comments:
Post a Comment
Sampaikan komentar kamu :)