30 October 2012

Guide me O Thou Great Redeemer


Masih ingat perjalanan bangsa Israel yang dituntun oleh Allah keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian? Cerita itulah yang diangkat oleh William Williams, pengajar dari Methodist dari Welsh dengan menuliskannya dalam bentuk syair lagu yang indah.

Kata-kata yang digunakan William dengan amat jelas menggambarkan kepolosan keinginan bangsa Israel kuno meminta pimpinan Allah dengan mengumandangkan keagungan Sang Pembebas itu sendiri. Sejarah tersebut kemudian mengingatkan kita kembali melalui gambaran perjalanan Israel melalui gurun tandus ke tanah perjanjian menjadi perjalanan jiwa rohani didalam dunia.

Guide me, O thou great Redeemer,
pilgrim through this barren land;
I am weak, but thou art mighty;
hold me with thy powerful hand;
Bread of heaven, feed me now and evermore.

Open now the crystal fountain,
whence the healing stream doth flow;
let the fiery cloudy pillar
lead me all my journey through;
strong Deliverer, be thou still my Strength and Shield.

When I tread the verge of Jordan,
bid my anxious fears subside;
Death of death, and hell's destruction,
Land me safe on Canaan's side;
songs of praises, I will ever give to thee.

Sebagaimana orang Israel adalah peziarah di tanah tandus demikian juga kita yang adalah “orang asing” di bumi. Orang asing karena kita berasal dari surga – anak anak surgawi. Kita menyadari kelemahan kita sebagai ciptaan dan di sisi lain kita juga mengakui kekuatan Allah yang luar biasa. Sehingga, kita memohon genggaman tanganNya beserta kita (ayat 1).

Pada ayat 2, terdapat mata air kristal yang mengalirkan aliran yang menyembuhkan. Ungkapan ini seakan mengingatkan kita kepada Allah yang merupakan sumber air kehidupan. Ayat ini juga mungkin dijadikan penyair menggambarkan pertemuan Yesus dengan perempuan Samaria di sumur Yakub dimana Yesus mengatakan bahwa Dialah air sumber kehidupan tersebut. Terdapat juga tiang api yang menerangi dan “mengarahkan” perjalanan peziarah tersebut. Hal ini mungkin menggambarkan tiang api yang Allah berikan secara ajaib disepanjang perjalanan orang Israel tersebut. Mengagumkan!

Ayat ketiga, banyak dinyanyikan sebagai puncak dari lagu ini (walaupun terkadang ada juga penyanyi yang menyanyikan 1 ayat lagi sebagai puncak). Charlotte Church menyanyikan ayat ketiga ini dengan amat megah. Mengambil posisi suara descant dan dengan lantang menyuarakan puncak nyanyian atas pimpinan Allah. Saat kaki ditapakkan di tepi sungai Yordan, ketakutan menjadi surut. Kengerian atas kematian bahkan penghancuran (roh?) di neraka pun menjadi sirna.

Lagu ini dibawakan oleh Charlotte Church (soprano klasik) dengan begitu megah. Berikut video tautannya.


songs of praises, I will ever give to thee!

No comments:

Post a Comment

Sampaikan komentar kamu :)